
Memasuki Mei 2025, sejumlah wilayah Indonesia seharusnya telah berada dalam periode kemarau. Namun, fenomena hujan yang masih turun di malam hari mengundang tanya warganet. Tak sedikit pengguna media sosial X mengeluhkan hujan malam yang tak kunjung reda meski siang terasa panas terik.
Keluhan ini muncul dari berbagai daerah, mulai dari Bandung hingga Semarang. Beberapa mengaku terjebak hujan deras di tengah perjalanan malam. Fenomena cuaca ini menimbulkan kebingungan publik soal musim kemarau yang justru masih basah oleh hujan.
Penjelasan BMKG tentang Hujan Malam saat Kemarau
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, hujan di malam hari pada awal kemarau adalah hal lumrah terjadi. Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan fenomena ini sebagai ciri khas masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.
Pada periode transisi ini, atmosfer mengalami ketidakstabilan yang memicu terbentuknya awan konvektif jenis cumulonimbus (CB). Awan tersebut dapat menghasilkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, hingga hujan es secara tiba-tiba.
Andri juga menegaskan, dinamika atmosfer selama masa transisi sangat fluktuatif. Perubahan kondisi cuaca bisa terjadi mendadak, terutama pada sore hingga malam hari.
Hujan Lebat Terjadi di Sejumlah Daerah
Selama sepekan terakhir, hujan lebat tercatat di beberapa wilayah Indonesia. Contohnya, 121,4 mm/hari di Jembrana, Bali (9 Mei), 103 mm/hari di Tangerang Selatan (10 Mei), 115,3 mm/hari di Sleman (11 Mei), 118 mm/hari di Merauke (12 Mei), dan 105,7 mm/hari di Kotawaringin Barat (14 Mei).
Meskipun siang hari terasa panas terik, hujan deras di malam hari tetap mungkin terjadi. Hal ini karena masih adanya kelembapan udara dan suhu permukaan yang memicu pertumbuhan awan hujan lokal.
Prediksi Cuaca Ekstrem Hingga Akhir Mei 2025
BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 22 Mei 2025. Pada periode 16-18 Mei, hujan lebat diperkirakan melanda Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kaltim, Sulawesi Tengah, Papua Tengah, Pegunungan Papua, dan Papua Selatan. Angin kencang diprediksi menerpa Bali, NTB, NTT, dan Maluku.
Sementara pada 19-22 Mei, hujan lebat masih berpotensi di Kalimantan Timur, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Angin kencang diperkirakan terjadi di Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Maluku.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama saat sore dan malam hari. Meskipun kemarau telah dimulai, bukan berarti risiko hujan deras sepenuhnya hilang.