
YOGYAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menggelar Training and Talent Pool bagi pengurus dan pengawas Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel Merah Putih) sebagai bagian dari upaya penguatan kelembagaan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) koperasi. Kegiatan berlangsung di Yogyakarta, Kamis (17/7/2025), dan diikuti 46 peserta dari 16 koperasi wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Sekretaris Kementerian Koperasi, Ahmad Zabadi, menyebut pelatihan ini bukan sekadar program administratif, tetapi gerakan besar membangun basis ekonomi rakyat dari desa. “Koperasi desa harus tangguh, profesional, dan terintegrasi dalam rantai ekonomi nasional dari hulu hingga hilir,” ujar Zabadi.
Ia menekankan pentingnya partisipasi anggota sebagai kekuatan utama koperasi. Bila 10.000 anggota iuran Rp20.000 per bulan, koperasi bisa mengelola dana Rp200 juta setiap bulan. “Dana itu sangat potensial untuk pengembangan unit bisnis koperasi,” tambahnya.
Pelatihan ini digelar atas kerja sama Kemenkop UKM dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari, yang berperan sebagai fasilitator sekaligus mitra pendamping dalam pengembangan model bisnis dan SDM Kopdes/Kel Merah Putih.
Ketua KSP Nasari, Frans Meroga Panggabean, menjelaskan bahwa pelatihan juga akan ditindaklanjuti dengan pendampingan, sertifikasi, hingga permodalan bagi koperasi yang terpilih.
Materi pelatihan meliputi prinsip dasar koperasi, tata kelola kelembagaan, perizinan, keuangan, akuntansi, hingga transformasi digital. “Kami ingin membangun koperasi yang modern dan berkelanjutan,” ujar Frans.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menyebut Kopdes/Kel Merah Putih harus siap menghadapi tantangan melalui peningkatan kapasitas SDM dan peta jalan yang matang.
Pelatihan ini merupakan bagian dari strategi operasionalisasi Kopdes/Kel Merah Putih pasca-pembentukan. Ke depan, pendampingan koperasi desa oleh koperasi besar akan diperluas untuk membangun solidaritas ekonomi berbasis gotong royong.
Turut hadir dalam pembukaan antara lain perwakilan LPDB, LSP Nasari, KADIN Yogyakarta, dan narasi desa.