
SURABAYA – Sebuah penelitian dari mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) mengungkap fakta mengejutkan: 52% pekerja muda di Indonesia mengalami imposter syndrome, kondisi psikologis dimana seseorang meragukan kompetensi diri meski memiliki bukti kemampuan. Penelitian ini dilakukan Nadinta Kasih Amalia, Nashwa Carista, dan Nabila Zuhrotun melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora 2025 dengan pendanaan Kemendikbudristek.
Nadinta, ketua tim peneliti, menjelaskan penelitian berjudul "Imposter Syndrome dalam Bayang-bayang Hustle Culture" ini dilatarbelakangi maraknya budaya kerja berlebihan di kalangan Gen Z Surabaya. "Hustle culture yang mendorong kerja tanpa henti ternyata berkorelasi kuat dengan munculnya imposter syndrome," ujarnya, Senin (21/7/2025).
Berdasarkan self-discrepancy theory, tim menemukan ketidaksesuaian antara diri aktual pekerja dengan ekspektasi sosial menciptakan tekanan psikologis. "52% responden mengaku terus memaksakan produktivitas meski mengorbankan kesehatan," jelas Nadinta.
Sebagai solusi, tim mengembangkan media sosial edukatif dan merekomendasikan intervensi seperti pelatihan manajemen diri. Temuan ini diharapkan menjadi dasar kebijakan untuk melindungi kesehatan mental generasi muda di dunia kerja.