
BALIKPAPAN - PT Pertamina terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi dan target Net Zero Emission 2060. Terbaru, anak usaha Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE), meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap terbesar di lingkungan Pertamina Group, Senin (19/5).
Instalasi PLTS dengan total kapasitas 2,5 megawatt peak (MWp) ini beroperasi di area Workshop dan Gedung New HSSE KPI Kilang Balikpapan. PLTS ini dipasang di tiga bangunan utama: warehouse (1.635 kWp), workshop (744 kWp), dan Gedung HSSE (138 kWp). Keberadaan PLTS ini diperkirakan mampu menurunkan emisi hingga 3.798 ton CO2e per tahun.
Direktur Operasi KPI Didik Bahagia, menyatakan bahwa kolaborasi ini menjadi bukti sinergi yang nyata dan saling menguntungkan. “PLTS ini bukan hanya mengurangi emisi, tapi juga menekan biaya energi yang menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam operasional kilang,” ujarnya.
Selain Balikpapan, PLTS juga telah dioperasikan di Kilang Dumai, Plaju, Cilacap, dan Balongan, menjadikan total kapasitas PLTS di area kilang yang dikelola Pertamina NRE kini mencapai 12,37 MWp.
Tak hanya mengandalkan panel surya biasa, PLTS ini juga telah dilengkapi teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan untuk mempermudah sistem monitoring dan pengendalian secara jarak jauh.
Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting, menambahkan bahwa sinergi dengan KPI merupakan bagian dari strategi pertumbuhan ganda Pertamina. “KPI tetap fokus pada bisnis migas, sementara Pertamina NRE hadir untuk mendukung pengurangan emisi dan penyediaan energi hijau,” jelasnya.
Upaya ini juga dilengkapi dengan proyek pemanfaatan flare gas to power, yakni mengubah gas buang dari kilang menjadi sumber listrik alternatif.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyebut bahwa pengembangan PLTS menjadi langkah konkret Pertamina dalam mendukung dekarbonisasi. “Ini bagian dari strategi ESG dan kontribusi terhadap target NZE 2060,” tegasnya.
Dengan PLTS atap terbesar ini, Pertamina kembali menunjukkan diri sebagai pemimpin dalam transisi energi nasional yang tak hanya mendukung operasional efisien, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi lingkungan.