Indonesia
dikenal sebagai negara yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat beragam dari
Sabang sampai Merauke.
Jawa
menjadi salah satu contoh pulau di Indonesia yang menjunjung tinggi tradisi dan
adat istiadat di dalamnya.
Baca Juga : 10 Tips Menghadapi Ujian Tanpa Stres
Tradisi
dan adat istiadat budaya Jawa sering dimunculkan dalam momen sakral seperti
pernikahan.
Namun
di tengah perkembangan zaman saat ini pernikahan adat Jawa yang penuh
simbolisme dan tradisi telah dipadukan dengan unsur-unsur modern, contohnya
bridesmaid.
Kemunculan
bridesmaid dalam konteks pernikahan adat Jawa kerap menuai berbagai pertanyaan.
Baca Juga : 10 Kesalahan Belajar yang Sering Dilakukan Siswa
Pasalnya,
pernikahan adat Jawa cenderung memiliki makna filosofis yang mendalam.
Makna
filosofis tersebut diwujudkan dari serangkaian prosesi yang dijalankan dalam
acara pernikahan.
Contohnya,
siraman, midodareni, panggih manten
(pertemuan kedua mempelai), dan sungkeman.
Dalam
tiap prosesi pernikahan orang tua, kerabat, dan tamu undangan yang turut serta
menyaksikan dan mendoakan kedua mempelai memiliki peran sangat menonjol.
Oleh
karena itu, pada masa lampau tidak ada konsep bridesmaid dalam pernikahan adat
Jawa.
Justru
pengantin wanita didampingi oleh saudara perempuan atau sepupu dari keluarga
terdekat yang membantu persiapan sampai pelaksanaan ritual pernikahan.
Kehadiran
mereka lebih didasarkan pada hubungan kekerabatan daripada peran bridesmaid
yang merupakan sahabat atau teman dekat dari pengantin wanita.
Baca Juga : 7 Cara Memotivasi Anak untuk Belajar di Rumah
Seiring
perkembangan zaman, konsep bridesmaid sering bermunculan dalam acara-acara
pernikahan adat Jawa.
Mereka
berperan untuk mendampingi dan menyiapkan segala kebutuhan pengantin dalam
acara pernikahan.
Pasangan
pengantin maupun keluarga dapat menghadirkan bridesmaid berdasarkan kesepakatan
dan kenyamanan masing-masing dalam keberlangsungan acara pernikahan tanpa
mengganggu prosesi adat yang dijalankan dengan khidmat.
Namun
penting untuk mempertimbangkan beberapa hal ketika ingin memadukan bridesmaid
dalam pernikahan adat Jawa.
Kesesuaian dengan Nilai-Nilai
Tradisi
Pihak
keluarga maupun mempelai wajib memastikan peran bridesmaid agar tidak
mengganggu serangkaian prosesi adat pernikahan yang memiliki makna filosofis
mendalam.
Contoh
dalam adat Jawa terkenal dengan istilah panggih
manten atau pertemuan kedua mempelai.
Dalam
acara panggih manten, mempelai wanita
harus didampingi kerabat terdekatnya bukan bridesmaid.
Penyesuaian Busana yang Dikenakan
dalam Acara Pernikahan
Pakaian
bridesmaid sebaiknya disesuaikan dengan tema yang dikenakan pengantin dan
keluarga besar.
Contoh,
bridesmaid dapat mengenakan kebaya atau baju adat Jawa dengan warna yang senada
dan tetap menghormati busana yang dikenakan pengantin.
Konsultasi dengan Ahli Adat
Mendiskusikan
dengan sesepuh atau dikenal sebagai ahli adat terkait peran bridesmaid sebelum
acara pernikahan sangat penting.
Tujuannya,
agar tidak ada kesalahpahaman atau penyimpangan dari makna serangkaian prosesi
yang dijalankan dalam acara pernikahan.
Meskipun
demikian penggunaan bridesmaid dalam pernikahan adat Jawa ternyata memiliki beberapa
manfaat dari segi pengantin maupun keberlangsungan acara, antara lain:
Membantu Mengurangi Stress
Kehadiran
bridesmaid dalam acara pernikahan dapat memberikan dukungan emosional bagi
pengantin.
Dalam
acara pernikahan bridesmaid dapat mendampingi pengantin saat dirias dan
memastikan semua kebutuhannya tersedia.
Mempererat Hubungan Persahabatan
Biasanya
bridesmaid yang terlibat dalam acara pernikahan seringkali dari sahabat-sahabat
terdekat pengantin.
Kehadiran
bridesmaid dalam acara pernikahan dapat mempererat ikatan persahabatan di
antara keduanya melalui dukungan-dukungan secara langsung.
Dukungan-dukungan
yang diberikan oleh bridesmaid menjadikan momen pernikahan lebih bermakna.
Menambah Keindahan Estetika Pernikahan
Keserasian
dalam hal pakaian saat acara pernikahan dapat menambah kesan visual yang
menarik tanpa mengurangi kesakralan maupun nilai-nilai tradisi yang dijalankan.
(edr)