Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%
pada tahun 2025 telah memicu gelombang protes di kalangan masyarakat.
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan
jasa. Kenaikan tarif menjadi 12% ini merupakan bagian dari upaya pemerintah
untuk meningkatkan penerimaan negara, terutama setelah masa pemulihan ekonomi
akibat pandemi.
Dengan tarif yang lebih tinggi, harga barang dan jasa
otomatis meningkat, menambah beban pengeluaran masyarakat, terutama pada
kebutuhan sehari-hari.
Sebagai bentuk penolakan, warganet ramai-ramai menyerukan
gaya hidup frugal living.
Tapi, apa sih sebenarnya frugal living itu? Apa
dampaknya bagi perekonomian negara?
Frugal Living
Frugal living adalah gaya hidup hemat yang berfokus hanya pada pengeluaran
bijak dan efisien.
Bukan sekadar berhemat, frugal living mengajarkan
seseorang untuk lebih sadar terhadap prioritas keuangan dan menghindari
pengeluaran yang tidak penting.
Frugal living dapat dilakukan dengan Langkah-langkah berikut.
1. Membuat Anggaran Bulanan
Membuat catatan pengeluaran dan
pemasukan merupakan langkah awal.
Dengan mengetahui ke mana uang
mengalir, seseorang dapat mengeliminasi biaya-biaya yang tidak perlu.
2. Mengurangi Konsumsi Barang Mewah
Tinggalkan Barang-barang bermerek
atau mewah yang tidak diperlukan.
Produk lokal atau second-hand bisa
menjadi pilihan yang lebih menguntungkan.
3. Memasak di Rumah
Biaya makan di luar menjadi salah
satu pengeluaran terbesar. Oleh karena itu, memasak sendiri di rumah menjadi
solusi yang lebih ekonomis.
4. Menggunakan Transportasi Umum
Untuk mengurangi biaya bensin dan
parkir, beralih ke transportasi umum atau menggunakan sepeda untuk jarak dekat
bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
5. Berburu Diskon dan Promo
Memanfaatkan diskon, cashback,
atau promo dari aplikasi belanja online juga menjadi trik yang populer di
kalangan warganet.
Dampak Frugal Living bagi Perekonomian Negara
Di satu sisi, pengurangan konsumsi barang dan jasa dapat
menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor retail dan
jasa yang bergantung pada daya beli masyarakat.
Penurunan permintaan ini bisa memengaruhi pendapatan pelaku
usaha, khususnya UMKM.
Namun, di sisi lain, frugal living dapat mendorong
masyarakat untuk lebih berinvestasi atau menabung. Hal ini dapat meningkatkan
stabilitas keuangan individu yang dalam jangka panjang berpotensi mendukung
pertumbuhan sektor keuangan.
Selain itu, gaya hidup ini juga dapat mendorong inovasi pada sektor industri untuk menciptakan produk yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.
(Ana)