Breaking News :
KanalLogoLogo
Minggu, 25 Mei 2025

Sosial

Peluncuran Wakaf Uang Sebagai Model Pembiayaan Berkelanjutan untuk Penanganan Stunting di Gunungkidul

Redaktur01Minggu, 25 Mei 2025 12:34 WIB
Peluncuran Wakaf Uang Sebagai Model Pembiayaan Berkelanjutan untuk Penanganan Stunting di Gunungkidul

BSI Maslahat, BSI, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul melaksanakan “Kick Off Wakaf Uang” di Hotel Santika, Gunungkidul pada Kamis (22/5). Program ini bertujuan untuk mengentaskan permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

ratecard


Gunungkidul– BSI Maslahat, BSI, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul dengan bangga melaksanakan “Kick Off Wakaf Uang” di Hotel Santika, Gunungkidul. Program ini bertujuan untuk mengentaskan permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya ini akan dilakukan melalui pemanfaatan hasil pengembangan dana wakaf yang dikelola secara profesional oleh BSI Maslahat sebagai nadzir wakaf.  

 

Program Wakaf Uang ini dirancang khusus untuk memberikan dukungan yang signifikan bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam upaya bersama menekan angka stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut. Inisiatif ini sejalan dengan gerakan nasional pemerintah pusat dalam penanggulangan stunting, yang merupakan salah satu prioritas nasional yang sangat penting. Penanggulangan stunting dianggap krusial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, memastikan generasi bangsa tumbuh sehat dan produktif. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. 

 

Direktur Waqf and Empowerment BSI Maslahat, M. Sobirin, dalam sambutannya mengatakan "Hari ini kita tidak hanya menyaksikan seremoni, tapi memulai langkah strategis untuk mengubah keadaan. Program Kurban for Stunting menjadi contoh nyata bagaimana ibadah kurban dan wakaf bisa menjadi solusi jangka panjang bagi masalah gizi dan ketimpangan sosial." 

 

Melalui sinergi ini, hewan kurban kita olah menjadi makanan bergizi tinggi seperti rendang kaleng dan daging beku, lalu disalurkan langsung kepada keluarga pra-sejahtera yang rawan stunting, dengan pengelolaan amanah dan profesional dari BSI Maslahat sebagai nazhir. 

 

BSI Maslahat juga sedang menyiapkan program pendukung pengentasan stunting melalui pembangunan kolaboratif Daycare for Stunting. Konsepnya sederhana namun berdampak: anak-anak yang mengalami stunting bisa dipantau secara intensif baik dari sisi asupan gizi maupun pendidikan dasar dan pembinaan spiritualnya dalam sebuah ekosistem yang terintegrasi, layaknya rumah tumbuh harapan. 

  

"Kami mengajak seluruh stakeholder, pemerintah, pihak swasta, lembaga zakat dan wakaf, serta masyarakat sipil, untuk bersama-sama membangun daycare sebagai pusat intervensi dini dan kolaboratif." tutur sobirin 

 

Dalam kesempatan yang sama, ISE Manager Regional Office VII BSI, Roni Irawan yang turut hadir menyampaikan program Wakaf for Stunting sejalan dengan amanah yang diberikan Pemerintah kepada BSI untuk terus mendukung gerakan wakaf. "Wakaf for Stunting ini merupakan gerakan yang berdampak dan terukur dengan satu tujuan besar menghadirkan solusi umat untuk mengatasi stunting di wilayah Gunungkidul."tuturnya. 

Menurut Roni Irawan, wakaf bukan hanya sedekah, tapi strategi peradaban. Ia menghidupkan nilai keberlanjutan, memberi dampak jangka panjang, dan menjadi warisan kebaikan lintas generasi. "Jangan tunggu kaya untuk berwakaf. Tapi berwakaflah, maka Allah yang akan cukupkan.” pesan beliau. 

 

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, dalam sambutannya menyampaikan kolaborasi yang terjalin untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Gunungkidul. "Prevalensi stunting di Kabupaten Gunungkidul terus menurun, namun tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi secara bersama. Angka stunting nasional tahun 2021 berada di 21,5 persen, kini sudah turun menjadi 19,8 persen. Di Gunungkidul sendiri sudah mencapai 14,35 persen. Artinya, tinggal 0,35 persen lagi untuk mencapai target nasional 14 persen pada tahun 2025." jelasnya. 

 

Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DI Yogyakarta, Sri Darmadi Sudibyo, menyampaikan bahwa wakaf memiliki peran strategis sebagai investasi sosial makro yang berdampak langsung bagi masyarakat termasuk dalam mencegah stunting pada anak. "Semakin besar investasi sosial, maka akan semakin kecil biaya yang ditanggung masyarakat. Dana wakaf dapat digunakan untuk membangun fasilitas publik dan memperkuat ekonomi sosial,” ujar Sri Darmadi dalam sambutannya. 

 

Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf Kanwil Kemenag DIY, Hj. Nur Huda, menambahkan bahwa Kabupaten Gunungkidul telah menunjukkan progres signifikan dalam pemberdayaan ekonomi umat berbasis wakaf dan zakat. 

 

Pada peluncuran ini juga dilakukan penyerahan simbolis bukti wakaf kepada para wakif (pemberi wakaf) sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka yang sangat berharga. Penyerahan ini merupakan wujud penghargaan atas kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam program wakaf ini. Dilanjutkan dengan penyerahan simbolis pengemasan daging kurban BSI Maslahat tahun 2025 kepada Wakil Bupati Gunungkidul. Diharapkan, kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat yang membutuhkan. 

 

Rangkaian acara ini ditutup dengan sesi edukasi yang mengangkat tema Literasi Islamic Social Finance. Sesi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai potensi besar yang dimiliki oleh keuangan sosial Islam sebagai solusi inovatif untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul. Diharapkan, melalui program ini, permasalahan stunting dapat diatasi secara berkelanjutan,meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. 

Pilihan Untukmu