KanalLogoLogo
Kamis, 23 Januari 2025

Politik

Abdul Mu’ti Jadi Menteri Pendidikan Gantikan Nadiem Makarim, Apakah Kurikulum Merdeka Diganti?

Indana Nila SalsabilaKamis, 24 Oktober 2024 17:15 WIB
Abdul Mu’ti Jadi Menteri Pendidikan Gantikan Nadiem Makarim, Apakah Kurikulum Merdeka Diganti?

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’Ti bersama Wakil Menteri Atip Latipulhayat pada Rapat Pimpinan dan Perkenalan Menteri dan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Rabu, (23/10)

ratecard

Perubahan di dalam kabinet selalu menjadi sorotan publik, terutama saat menteri yang menjabat di sektor vital seperti pendidikan digantikan.

Tak sebatas mengganti menteri, sejak Senin, (21/10) Presiden Prabowo Subianto  resmi memberlakukan reorganisasi pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kementerian yang sebelumnya hanya dikepalai oleh Nadiem Makarim seorang itu kini telah dipecah menjadi tiga entitas baru, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang dipimpin oleh Abdul Mu'ti, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) yang dipimpin oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro, serta Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) yang dipimpin oleh Fadli Zon.

Nadiem Makarim selama 5 tahun memimpin Kemendikburistek telah mencetuskan berbagai program inovatif.

Salah satu warisan terbesar Nadiem adalah Kurikulum Merdeka, yang bertujuan memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia.

Dengan penunjukan Abdul Mu’ti sebagai Menteri Kemendikdasmen, banyak pihak bertanya-tanya, apakah Kurikulum Merdeka akan diganti? Simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Profil Abdul Mu’ti

Abdul Mu’ti bukanlah nama asing di dunia pendidikan Indonesia.

Ia dikenal sebagai seorang akademisi yang memiliki banyak pengalaman di bidang pendidikan dan sosial.

Tak kalah dengan Nadiem Makarim, Abdul Mu’ti juga memiliki latar belakang yang menjanjikan.

Setelah meraih gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1991, Abdul Mu’ti melanjutkan studi S2 di Flinders University, Australia dan berhasil meraih gelar Master of Education pada tahun 1997.

Tidak puas sampai di situ, Abdul Mu’ti juga memperdalam pemahaman tentang tata kelola dan syariah melalui program singkat di University of Birmingham. Puncaknya, Abdul Mu’ti berhasil meraih gelar Doktor dari Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.

Sejak tahun 2022, Abdul Mu’ti menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Abdul Mu’ti memiliki reputasi sebagai pemimpin yang tenang, bijaksana, dan sangat memperhatikan reformasi pendidikan berbasis moral dan etika.

Dengan kepemimpinannya saat ini, ada harapan bahwa pendidikan di Indonesia akan terus bergerak ke arah yang lebih baik.

Apakah Abdul Mu’ti Akan Mengganti Kurikulum Merdeka?

Pertanyaan besar yang muncul seiring dengan pelantikan Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan adalah apakah Kurikulum Merdeka akan dilanjutkan atau justru dirombak.

Kurikulum Merdeka merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan Indonesia yang diinisiasi oleh Nadiem Makarim.

Kurikulum ini dirancang untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi pelajar untuk mengembangkan potensi diri secara optimal.

Dengan fokus pada pengembangan karakter, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan abad ke-21, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan zaman.

Maka dari itu, Nadiem Makarim berharap Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan yang baru bersedia meneruskan Kurikulum ini pada masa jabatannya.

Harapan tersebut disampaikan Nadiem menjelang purnatugas pada Jumat, (18/10) di Istana Kepresidenan Jakarta.

Selamat dari saya dan kalau bisa melanjutkan Merdeka Belajar, dan pasti sukses menteri berikutnya," kata Nadiem Makarim ketika ditanyai tentang kabinet baru.

Merespon permintaan tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti berkata akan segera mengkaji keberlanjutan Kurikulum Merdeka.

Kami juga harus mengkaji ya ini kan masih baru, kurikulum ini kan masih baru,” Ungkap Abdul Mu'ti usai acara serah terima jabatan di Kantor Kemendikbudristek, Senin, (21/10).

Meskipun Kurikulum Merdeka telah resmi menjadi kurikulum nasional, implementasinya masih menghadapi sejumlah kendala.

Tidak semua satuan pendidikan mampu melaksanakannya secara optimal. Selain itu, kurikulum ini juga masih menjadi pro kontra masyarakat hingga kini.

Oleh karena itu, Abdul Mu’ti berkomitmen untuk melakukan kajian ulang yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari internal kementerian, masyarakat, hingga para pengamat pendidikan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengakomodasi berbagai aspirasi dan masukan sehingga Pendidikan di Indonesia dapat memiliki kurikulum terbaik.

Jadi kita lihat lah, kita tidak akan buru-buru mengambil kebijakan,” pungkas Abdul Mu'ti.

 

 

 

 

Pilihan Untukmu