KanalLogoLogo
Kamis, 23 Januari 2025

Edukasi

Warganet Soroti Singgungan Mendikdasmen Tentang Wajib Belajar 13 Tahun hingga Kembalinya UN

Risma Mufidatul Lailis Jumat, 25 Oktober 2024 10:19 WIB
Warganet Soroti Singgungan Mendikdasmen Tentang Wajib Belajar 13 Tahun hingga Kembalinya UN

Foto: Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Sumber: Jawa Pos)

ratecard

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti baru-baru ini mengemukakan rencana untuk memperpanjang program wajib belajar di Indonesia menjadi 13 tahun, yang mencakup satu tahun pendidikan anak usia dini (PAUD).

Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global. Namun, pernyataan ini memicu berbagai tanggapan dari masyarakat, baik dukungan maupun kritik.

Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa program wajib belajar 13 tahun akan dimulai dari pendidikan prasekolah, yang dianggap sebagai fondasi penting bagi perkembangan anak. Dengan penambahan satu tahun ini, diharapkan anak-anak akan lebih siap untuk menghadapi pendidikan formal selanjutnya.

Ia menekankan pentingnya pendidikan usia dini dalam membentuk karakter dan kemampuan dasar anak, yang merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.

Selain wacana wajib belajar 13 tahun, Mendikdasmen juga menyinggung kemungkinan kembalinya Ujian Nasional (UN), yang sebelumnya dihapus dan digantikan oleh asesmen nasional. Banyak pihak berpendapat bahwa UN memberikan standar evaluasi yang lebih objektif. Namun, Mu'ti menyatakan bahwa keputusan mengenai UN masih dalam tahap pembahasan dan perlu mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak.

Rencana ini mendapatkan berbagai reaksi dari masyarakat. Sebagian mendukung kebijakan tersebut dengan harapan bahwa pendidikan yang lebih panjang akan meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Bagus pak, bikin UN yg susah ya pak, gapapa saya udah lulus ini wkwkwk,” komentar @candraadityaaa.

Akhirnya biar banyak anak sd yg lebih termotivasi buat belajar dan ga fomo ngikutin trend yg belum sewajarnya di usia mereka,” omentar @mhmmd.drajat.

Dulu tuh menjelang UN anak” pada serius belajar biar LULUS.. UN diadakan untuk menumbuhkan daya juang anak” karena malu kalo gak lulus.. ayo Pak Kembalikan UN biar anak” ke sekolah gak main mainin duit orang tua aja,” komentar @vadiahaskye.

Pak mohon rombak, generasi kita mulai dari kurtilas udh mulai ngaco pak. UN ditiadakan sejak SMP hingga SMA yang membuat kualitas siswa yg harusnya di sekolah ternama jadi jatuh ke sekolah yang biasa saja. Adakan kembali system UN, Tinggal Kelas, Sekolah Favorite, sampe ke peRankingan. Bullshit pak yang bilang ranking membuat siswa jadi tidak percaya diri. Itu semua kembali ke pribadi masing2 antara maju atau diam di tempat!” komentar @rbaguss.da.

Aku rindu "kita break dulu ya, mau fokus UN," komentar @zonabolaindo.

Putus dulu ya, mau fokus UN,” komentar @magang_id.

Meski begitu, ada kekhawatiran di sisi lain. Terkait dengan kesiapan infrastruktur pendidikan dan kompetensi tenaga pengajar di daerah-daerah terpencil. Beberapa ahli pendidikan juga mempertanyakan relevansi UN di era pendidikan yang semakin fleksibel, mengingat UN dapat memberikan tekanan pada siswa secara mental dan akademis.

(fda)

Pilihan Untukmu