
Pacitan - Wilayah perairan barat daya Pacitan, Jawa Timur diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,7 pada Selasa pagi (27/5). Menurut data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi tepat pukul 07.55 WIB dengan pusat gempa terletak di koordinat 10,41 Lintang Selatan dan 110,25 Bujur Timur.
Episentrum gempa berada di laut sekitar 265 kilometer arah barat daya dari kota Pacitan dengan kedalaman hiposenter 10 kilometer. Berdasarkan analisis BMKG, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas tektonik di zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.
"Gempa magnitudo 5,7 dengan kedalaman 10 kilometer ini terletak di laut dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami," jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG dalam rilis resminya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat guncangan gempa tersebut. Stasiun-stasiun pemantau BMKG di wilayah Jawa Timur mencatat intensitas guncangan termasuk dalam skala II-III MMI (Modified Mercalli Intensity) yang berarti hanya dapat dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung mungkin terayun.
Masyarakat di sekitar wilayah Pacitan dan daerah lain yang merasakan guncangan melaporkan gempa berlangsung selama sekitar 5-10 detik. "Saya sedang sarapan ketika tiba-tiba merasakan kursi bergoyang sebentar. Tidak terlalu kuat tapi cukup terasa," ujar Suryadi, warga Pacitan yang dihubungi via telepon.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat diminta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG yang dapat diakses melalui:
1. Website resmi BMKG (https://bmkg.go.id/)
2. Aplikasi mobile Info BMKG
3. Akun media sosial resmi @infobmkg
4. Call center 021-6546318
Ahli geologi dari Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Suko Prayitno Adi, M.Sc., menjelaskan bahwa wilayah selatan Jawa Timur memang termasuk daerah rawan gempa karena berada di zona pertemuan lempeng tektonik aktif. "Gempa dengan magnitudo menengah seperti ini sebenarnya cukup sering terjadi di wilayah ini, hanya saja kebanyakan berpusat di laut dan tidak dirasakan kuat di daratan," paparnya.
Berdasarkan catatan historis, wilayah Pacitan dan sekitarnya memang memiliki riwayat aktivitas seismik yang cukup tinggi. Pada tahun 2019 silam, wilayah ini pernah diguncang gempa berkekuatan M 6,1 yang menyebabkan beberapa bangunan rusak ringan.
Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan langkah antisipasi dengan mengaktifkan posko pemantauan. "Kami telah berkoordinasi dengan seluruh camat dan kepala desa untuk melaporkan jika ada dampak dari gempa ini," ujar Kepala BPBD Pacitan, Drs. Bambang Heriyanto.
Masyarakat diingatkan untuk selalu waspada dan memahami prosedur evakuasi mandiri jika terjadi gempa susulan. Beberapa langkah yang dianjurkan para ahli antara lain:
- Mengetahui titik evakuasi terdekat
- Menyiapkan tas siaga bencana
- Memastikan struktur bangunan memenuhi standar tahan gempa
- Tidak panik saat terjadi guncangan
Sementara itu, aktivitas pelayaran di perairan selatan Jawa tetap berjalan normal. Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak melaporkan tidak ada gangguan operasional pelabuhan maupun perubahan jadwal kapal akibat gempa ini.
Kejadian gempa ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan bencana di wilayah rawan gempa. Dengan memahami risiko dan selalu mengikuti informasi resmi dari lembaga berwenang, masyarakat dapat mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana alam.