
Malang - Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) terus mengembangkan program digitalisasi pembiayaan ekosistem sapi perah
ke berbagai wilayah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO), OJK menggelar peluncuran tahap pertama Program
Digitalisasi Ekosistem Sapi Perah
di Kantor OJK Malang, Selasa.
Hadir dalam peluncuran program ini Kepala Eksekutif
Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset
Kripto OJK Hasan Fawzi, Bupati Malang M. Sanusi, Direktur Pengembangan
Perbankan, Pasar Keuangan, dan Pembiayaan Lainnya - Direktorat Jenderal
Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan - Kementerian Keuangan RI Adi
Budiarso, perwakilan International Labour Organization (ILO) Djauhari Sitorus,
dan perwakilan State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Switzerland, serta
sejumlah pengurus koperasi peternak sapi perah daerah Kabupaten Malang.
Program inisiatif ini merupakan bagian dari
implementasi PROMISE II Impact Project, yaitu program kerja sama antara OJK dan
ILO yang berfokus pada peningkatan akses pembiayaan dan perluasan inklusi
keuangan bagi pelaku UMKM di Indonesia melalui pendekatan ekosistem rantai
nilai dan transformasi digital.
Melalui kegiatan ini, OJK bersama ILO mendorong
penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)
dalam membangun tata kelola koperasi peternak sapi perah yang efisien,
transparan, dan terintegrasi.
ERP dirancang untuk mengintegrasikan berbagai modul
penting seperti keanggotaan, penerimaan susu, logistik, keuangan, dan kesehatan
hewan, sehingga mendukung efisiensi operasional koperasi dan keterhubungan data
antar pelaku ekosistem.
Selanjutnya sistem ERP akan diintegrasikan dengan
Penyelenggara Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) dan Penyelenggara Agregasi
Jasa Keuangan (PAJK) guna membuka akses pembiayaan yang lebih inklusif bagi
peternak sapi perah, khususnya bagi yang tergolong underbanked dan unbankable.
Program Prioritas
Hasan Fawzi dalam sambutannya menekankan pentingnya
kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat akses keuangan masyarakat di daerah
melalui pemanfaatan teknologi.
“OJK menempatkan pengembangan ekonomi daerah berbasis potensi lokal sebagai salah satu prioritas strategis. Melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), kami mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan pelaku usaha agar masyarakat di daerah dapat lebih mudah mengakses pembiayaan formal,” ujar Hasan.
Menurut Hasan, sistem Enterprise Resource Planning (ERP) bukan hanya alat pencatatan,
tetapi solusi digital yang mampu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan
akurasi data di seluruh rantai usaha.
“Dengan ERP yang terintegrasi dengan PKA, data
produksi susu, jumlah ternak terproduktif, konsumsi pakan serta tingkat
kesehatan ternak dapat dimanfaatkan sebagai basis penilaian risiko dan
kelayakan yang lebih akurat bagi lembaga keuangan yang artinya peternak kecil
yang sebelumnya tergolong unbankable kini
dapat menjadi bankable,” tambahnya.
Menurut, digitalisasi bukan hanya soal teknologi
semata, tetapi tentang memberi kesempatan dan menciptakan keadilan ekonomi bagi
semua lapisan masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara
berkelanjutan
Sementara itu, Bupati Malang H. M. Sanusi dalam
kesempatan tersebut menyampaikan harapannya agar dengan dukungan OJK, TPAKD,
ILO serta sinergi antara pemerintah daerah, industri jasa keuangan dan
masyarakat peternak, Kabupaten Malang akan mampu menjadi role model nasional digitalisasi ekosistem sapi perah.
“Harapan kami, dukungan dari seluruh stakeholders tidak hanya berdampak pada
peningkatan kesejahteraan peternak, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan
ekonomi sosial,” ujar Sanusi.
Sanusi juga menambahkan bahwa berdasarkan data
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, hingga Juni 2025,
tercatat populasi sapi perah sebanyak
85.820 ekor dengan total produksi susu sapi perah mencapai 75.568,68 ton.
Angka ini menunjukkan bahwa sektor peternakan sapi
perah di Kabupaten Malang memiliki skala ekonomi yang sangat besar dan menjadi
tumpuan hidup bagi lebih dari 12.051 peternak yang tergabung dalam Koperasi
Unit Desa (KUD) maupun kelompok ternak rakyat lainnya.
Adi Budiarso juga menyampaikan bahwa Kemenkeu
berkomitmen memperkuat ekosistem pembiayaan sektor riil, termasuk peternakan
sapi perah, melalui kebijakan yang mendorong akses keuangan yang lebih luas dan
berkelanjutan.
“Kami mengajak kita semua untuk berkomitmen. Mari
kita wujudkan digitalisasi ekosistem peternakan sapi perah di Malang yang telah difasilitasi dan diinisiasi oleh OJK sebagai model yang dapat ditiru
di daerah lain. Mari kita jadikan program ini bukan hanya proyek, tetapi
gerakan bersama untuk membangun kemandirian ekonomi rakyat,” tegas Adi.
Dalam rangkaian kegiatan Kick Off On-Boarding Fase 1 Program Digitalisasi Ekosistem Sapi
Perah, turut diselenggarakan Focused
Group Discussion bertema “Meningkatkan Kualitas Ekosistem Sapi Perah
Melalui Akses Keuangan dan Transformasi Digital”, dengan menghadirkan
narasumber dari ILO, SECO, Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung, dan Koperasi
Peternakan Bandung Selatan (KPBS).
wilayah Malang untuk meninjau secara langsung
implementasi praktik usaha serta mengidentifikasi potensi kerja sama dalam
memperkuat perekonomian daerah berbasis teknologi dan inklusi keuangan.
Melalui implementasi transformasi digital ekosistem
sapi perah berbasis ERP, OJK bersama mitra strategis berkomitmen memperkuat
ketahanan dan pertumbuhan ekonomi daerah melalui integrasi data yang terpadu,
perluasan akses serta inovasi keuangan digital, dan penguatan daya saing
koperasi maupun pelaku UMKM di sektor peternakan nasional.