Prokrastinasi adalah
perilaku menunda-nunda pekerjaan atau tugas yang seharusnya dilakukan.
Meskipun banyak orang
mengalami prokrastinasi, ada pertanyaan penting yang muncul.
Apakah prokrastinasi
termasuk gangguan mental? Untuk menjawab pertanyaan ini, penting untuk memahami
penyebab, jenis, dan dampak dari prokrastinasi.
Prokrastinasi dapat
didefinisikan sebagai tindakan menunda penyelesaian tugas hingga mendekati
batas waktu.
Perilaku ini dapat
terjadi dalam berbagai konteks, termasuk akademik, pekerjaan, dan kehidupan
sehari-hari.
Penyebab prokrastinasi
sangat beragam dan dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
1.
Gangguan Mental
Banyak penelitian
menunjukkan bahwa gangguan mental seperti depresi dan kecemasan menjadi faktor
utama timbulnya perilaku prokrastinasi.
Baca Juga : 9 Manfaat Yoga untuk Kesehatan Tubuh dan Pikiran
Mereka yang memiliki
gangguan mental sering kali merasa kehilangan motivasi dan semangat untuk
menyelesaikan tugas-tugas mereka.
2.
Stres
Stres biasanya
disebabkan oleh tekanan dari lingkungan kerja, sekolah atau rumah.
Hal ini yang
menyebabkan seseorang merasa tertekan dan kesulitan untuk berkonsentrasi,
sehingga lebih cenderung untuk menunda-nunda pekerjaan.
3.
Kurangnya Apresiasi
Bagi mereka yang
memiliki sifat rendah diri atau kurang percaya diri sering kali merasa takut
gagal.
Mereka lebih memilih
untuk menunda tugas daripada menghadapi kemungkinan kegagalan.
4.
Distraksi
Lingkungan yang penuh
dengan distraksi seperti media sosial atau kebisingan dapat mengganggu fokus
seseorang
Hal tersebut yang
membuat lebih sulit untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.
Prokrastinasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis utama:
·
Prokrastinasi Fungsional
Jenis ini terjadi
ketika seseorang menunda tugas dengan tujuan tertentu, seperti mengumpulkan
informasi lebih lanjut sebelum memulai pekerjaan.
Dalam hal ini,
penundaan bisa dianggap sebagai strategi yang bermanfaat.
·
Prokrastinasi Disfungsional
Sedangkan, jenis ini
adalah bentuk penundaan yang merugikan. Di mana mereka yang menunda tugas tanpa
alasan dan akhirnya menyebabkan masalah lebih besar.
Prokrastinasi
disfungsional sering kali berhubungan dengan perasaan cemas dan stress.
Meskipun prokrastinasi
sendiri tidak diakui sebagai gangguan mental dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), perilaku
ini sering kali terkait dengan gangguan mental lainnya.
Misalnya, individu
dengan kecemasan atau depresi mungkin lebih rentan terhadap prokrastinasi
karena perasaan putus asa atau ketidakmampuan untuk menghadapi tugas-tugas
mereka.
Oleh karena itu,
meskipun prokrastinasi bukan gangguan mental secara langsung. Namun,
prokrastinasi bisa menjadi gejala dari kondisi psikologis yang lebih serius.