Saat ini, banyak istilah – istilah atau kosakata baru yang berkembang seiring berjalanya waktu, dan adanya trend - trend yang yang berkembang dan terjadi akhir-akhir ini. Di media sosial banyak istilah baru, karena fenomena sosial yang semakin marak di era digital ini, salah satunya istilah cancel culture.
Cancel culture merupakan fenomena istilah yangsaat ini sering muncul di platform media sosial seperti dan juga tiktok. Istilah ini sering dikaitkan dengan public-publik figure yang memiliki kasus kontroversial baik dari segi perilaku ataupuh pernyataanya baik di masa kini maupun di masa lalu.
Adapaun contohnya diantaranya: semisal terdapat public figure yang mengomentari sebuah postingan dan dianggap tidak sensitif, atau melanggar norma-norma sosial tertentu, namun dengan cepat warganet bereaksi atas komentar yang ditulis oleh selebriti tersebut.
Dengan demikian, apa sebenarnya arti dari cancel culture itu?
Cancel culture merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu tindakan memboikot ataupun menolak seseorang, kelompok ataupun merk yang dianggap telah melakukan sebuah kesalahan atau pelanggaran sosial.
Fenomena ini sudah umum terjadi di platform-platform media sosial yang mana individu ataupun kelompok yang “dicancel”saat dihadapkandengan tekanan sosial yang intens dari publik. Istilah ini seringkali muncul saat seseorang ataupun kelompok tertentu membuat pernyataan ataupun sebuah tindakan yang tidak pantas.
Dari situ, reaksi dari warganet sangatlah cepat dan juga meluas, dengan menyerukan sebuah boikot atauun pengucilan terhadap sebuah kelompok ataupun individu yang melakukam hal tersebut.
Dampak terjadi kepada seseorang yang terkena cancel culture diantaranya kehilangan reputasi atau peluang karier mereka dan kehilangan pekerjaan mereka. Bahkan dalam berbagai kasuss dampaknya bisa saja sangat merugikan secara finansial maupun psikologis. Hal itu akhirnya menjadi perdebatan antara batas kebebasan berbicara dan tanggung jawab sosial.
Munculnya istilah Cancel culture tidak lain karena sangat dipengaruhi oleh media sosial. Hal ini memungkinkan informs yang didapat semakin cepat menyebar dan dapat menggerakkan aksi. Dan platform media sosial seperti X dan instagram, dan tiktok.
Di dalam beberapa tahun terakhir banyak sekali publik figur ataupun selebriti dan bahkan merk – merk yang banyak mendapat kecaman ataupun boikot atas pernyataan dan juga kontroversi yang dianggap melanggar dan tidak sesuai dengan borma sosial.
(sal)