Pertempuran
Surabaya yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 adalah peristiwa bersejarah
bagi bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Pertempuran Surabaya menjadi simbol keberanian dan semangat juang rakyat Indonesia, khususnya arek-arek Surabaya melawan penjajahan Belanda.
Baca Juga : 10 Tips Menghadapi Ujian Tanpa Stres
Pertempuran
Surabaya dilatarbelakangi oleh kedatangan sekutu yang diboncengi oleh
Netherlands Indies Civil Administration (NICA) untuk melucuti tentara Jepang.
Namun
kedatangan sekutu di Surabaya pada akhir Oktober 1945 justru memicu ketegangan karena
NICA bermaksud merebut kembali kekuasaan Indonesia.
Situasi
makin memanas ketika Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas dalam pertempuran
pada 27 Oktober 1945.
Baca Juga : 10 Kesalahan Belajar yang Sering Dilakukan Siswa
Akibatnya pada tanggal 9 November 1945 pasukan Inggris
di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Mansergh mengeluarkan ultimatum yang
berisi penyerahan senjata rakyat Surabaya ke sekutu paling lambat pukul 06.00
WIB. Jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka sekutu akan melakukan serangan
besar-besaran.
Rakyat
Surabaya menolak tunduk pada sekutu yang berusaha menginjak-injak kedaulatan
Indonesia.
Hingga
pada akhirnya terjadilah pertempuran hebat di tanggal 10 November 1945.
Pertempuran
10 November 1945 melibatkan ribuan pejuang Surabaya dari kalangan tentara,
pemuda, dan rakyat untuk melawan pasukan sekutu.
Para
pejuang menggunakan alat sederhana yang terbuat dari bambu runcing sebagai
senjata melawan mereka.
Melalui
siaran radio, Bung Tomo menyemangati arek-arek Surabaya dengan slogan “Merdeka
atau Mati!”
Slogan
tersebut berhasil membakar semangat arek-arek
Surabaya tetap berjuang merebut kemerdekaan Indonesia meski bertaruh nyawa.
Baca Juga : 7 Cara Memotivasi Anak untuk Belajar di Rumah
Akibat
pertempuran 10 November 1945 sekitar 20.000 rakyat Surabaya dan 1.500 pasukan
sekutu gugur di medan peperangan.
Pertempuran
10 November 1945 menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah
dan menyatukan berbagai elemen bangsa dalam semangat anti kolonialisme.
Sebagai
bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang gugur dalam pertempuran tersebut,
tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan oleh pemerintah
Indonesia.
Setiap
tahun rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk mengenang semangat
perjuangan dan pengorbanan arek-arek
Surabaya merebut kemerdekaan sampai titik darah penghabisan.
Hari
Pahlawan menjadi momentum bagi generasi muda untuk meneladani semangat juang,
patriotisme, dan cinta tanah air.
Nilai-nilai
yang diwariskan oleh para pejuang Surabaya menjadi inspirasi generasi muda dalam
menghadapi tantangan dan membangun masa depan lebih baik.
(edr)